
Sensor Cahaya
Sensor cahaya berfungsi untuk mengubah intensitas sinar/cahaya menjadi konduktivitas/arus litrik.
Jenis-jenis sensor cahaya:
- Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)
- Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC.
Tegangan yang dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang
mengenai permukaan solar cell. Semakin kuat sinar matahari tegangan dan
arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar.
Simbol Solar Cell:

Bahan pembuat solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium arsenide dan selenium.
Gambar penampang solar cell :

Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe N.
Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell,
depletion layer akan berkurang dan elektron berpindah melalui hubungan
“pn”. Besarnya arus yang mengalir sebanding dengan perpindahan elektron
yang ditentukan intensitas cahayanya.
- Fotoconductiv
- Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan
konduktivitas. Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium
selenoide atau cadmium sulfide.
- LDR (Light Dependent Resistor)
- Fotodiode
- Fototransistor
Tipe-tipe Fotoconductiv:
Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi
hambatan listrik. Semakin banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR
hambatan listrik semakin besar.
Simbol LDR :

Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi
konduktivitas dioda. Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya,
perbedaannya pada fotodiode ini adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus
sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
Simbol Fotodiode :

Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh
pada pertemuan “pn” menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band
meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas dan
hole.
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi
konduktivitas transistor. Fototransistor sejenis dengan transistor pada
umummya. Bedaannya, pada fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus
sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
Simbol Fototransistor :
Sensor Suhu
Berfungsi untuk mengubah temperatur/suhu menjadi beda potensial listrik.
Jenis-jenis sensor suhu:
- Thermokopel
- Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu
serendah 3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses
industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel
dibentuk dari dua buah penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan
konstantan) dan dililit bersama.
- Tipe E (kromel-konstantan)
- Tipe J (besi-konstantan)
- Tipe K (kromel-alumel)
- Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
- Tipe T (tembaga-konstantan)

Prinsip Kerja :
Jika salah satu bagian pangkal
lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung penghantar yang lain akan muncul
beda potensial (emf). Thermokopel ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck
tahun 1820 dan dikenal dengan Efek Seebeck.
Efek Seebeck:
Sebuah rangkaian termokopel
sederhana dibentuk oleh 2 buah penghantar yang berbeda jenis (besi dan
konstantan), dililit bersama-sama. Salah satu ujung T merupakan
measuring junction dan ujung yang lain sebagai reference junction.
Reference junction dijaga pada suhu konstan 320F (00C atau 680F (200C).
Bila ujung T dipanasi hingga terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr,
maka pada kedua ujung penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr
terbangkit beda potensial (electro motive force/emf) sehingga mengalir
arus listrik pada rangkaian tersebut.
Kombinasi jenis logam penghantar yang digunakan menentukan karakteristik linier suhu terhadap tegangan.
Tipe-tipe kombinasi logam penghantar thermokopel:
Tegangan keluaran emf (elektro motive force)
thermokopel masih sangat rendah, hanya beberapa milivolt. Thermokopel
bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran. Oleh karena itu jika ukntuk
mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dulu harus diketahui
tegangan Vc pada suhu referensi (reference temperature). Bila
thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi makaa akan muncul
tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan
Vh yang disebut net voltage (Vnet).
Besarnya Vnet ditentukan dengan rumus:
Vnet = Vh - VcKeterangan :
Vnet = tegangan keluaran thermokopel
Vh = tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc = tegangan referensi
Gambar grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R :

Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa thermokopel
yang dihubungkan secara seri membentuk thermopile. Thermopile ini
diletakkan di titik tengah pyrometer radiasi dan lensa yang digunakan
untuk memfokuskan radiasi (pancaran panas) agar jatuh pada thermopile.
Gambar Thermopile:

Gambar Pyrometer Radiasi:

Untuk masa sekarang thermokopel sudah dibuat dengan
kemasan yang mempunyai unjuk kerja yang lebih peka yang disebut
thermopile yang digunakan sebagai pyrometer radiasi.
Grafik hubungan suhu terhadap arus keluaran:

- Thermistor (Thermal Resistor/Thermal Sensitive Resistor)
- Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik
yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu,
semakin kecil resistansi.
- Butiran
- Keping
- Batang
- Karakteristik R (resistansi) terhadap T (suhu)
- Karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu)
- Karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus)
- RTD (Resistance Temperature Detectors)
- IC LM 35
Simbol Thermistor :

Konstruksi Thermistor tipe GM102 :

Thermistor dibentuk dari bahan oksida logam campuran, kromium, kobalt, tembaga, besi atau nikel.
Bentuk Thermistor :
Digunakan pada suhu > 7000C dan memiliki nilai resistansi 100 Ω hingga 1 MΩ.
Digunakan dengan cara direkatkan langsung pada benda yang diukur panasnya.
Digunakan untuk memantau perubahan panas pada
peralatan elektronik, mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya
sedang. Thermistor dibuat sekecil-kecilnya agar mencapai kecepatan
tanggapan (respon time) yang baik.
Pemakaian thermistor didasarkan pada tiga karakteristik dasar, yaitu:
Grafik hubungan antara resistansi terhadap suhu thermistor :

Rangkaian Pengendali Suhu Ruangan Sederhana (karakteristik R terhadap t):
Cara kerja rangkaian:
Saat temperatur masih dingin hambatan thermistor
sangat besar dibandingkan dengan R2, sehingga transistor dalam kondisi
menghantar lalu rele kontak (terhubung) dan heater (pemanas)
menghasilkan panas. Akan tetapi, ketika ruangan menjadi panas,
thermistor juga ikut panas sehingga hambatannya turun. Hambatan paralel
thermistor dengan R2 menjadi kecil, sehingga tegangan bias Tr juga
kecil, mengakibatkan Tr dalam kondisi cut off, rele tidak kontak dan
heater tidak bekerja. Akibatnya, suhu ruangan turun. Demikian seterusnya
proses akan berulang dari awal dan suhu ruangan menjadi konstan.
Konstruksi RTD bahan platinum:


Hubungan antara resistansi dan suhu penghantar logam
merupakan perbandingan linear. Resistansi bertambah sebanding dengan
perubahan suhu padanya. Besar resistansinya dapat ditentukan berdasarkan
rumus :

Besar resistansi pada suhu tertentu dapat diketahui dengan rumus :

Keterangan :
R1 = resistansi pada suhu awal
R2 = resistansi pada suhu tertentu
Untuk menghasilkan tegangan keluaran dapat diperoleh
dengan mengalirkan arus konstan melalui RTD atau dengan memasangnya pada
salah satu lengan jembatan wheatstone.
Gambar rangkaian jembatan wheatstone dengan RTD:

Persamaan rangkaian jembatan wheatstone:

Prinsip kerja rangkaian: Bila RTD berada pada suhu
kamar maka beda potensial jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut
keadaan setimbang. Bila suhu RTD berubah maka resistansinya juga berubah
sehingga jembatan tidak dalam kondisi setimbang. Hal ini menyebabkan
adanya beda potensial antara titik A dan B. Begitu juga yang berlaku
pada keluaran penguat diferensial.
Amplifier diferensial (penguat diferensial)
menggunakan IC op-amp yang berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran
dari rangkaian jembatan menjadi tegangan yang lebih besar. Jika
rangkaian jembatan pada posisi setimbang maka pada titik A dan B
mempunyai tegangan dan arus yang sama.

Rangkaian dasar IC LM 35:


Tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan
memberikan tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor ini
mampu bekerja pada rentang suhu -550C – 1500C. Tegangan keluaran dapat
diatur 0 V pada suhu 00C dan ketelitian sensor ini adalah ± 10C. Data
yang lebih lengkap dapat diunduh (didownload) di
www.national.com/catalog/sg2261.html


Tidak ada komentar:
Posting Komentar